Zhu Rongji ::: Saya akan siapkan 100 peti mati. 99 buat mereka yang korupsi

Jangan pernah harap hukuman mati bagi para koruptor di Indonesia bisa di Aminkan pemerintah. Hari ini tepat hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 66, para koruptor mendapatkan remisi tahanan, bahkan ada 21 napi koruptor yang bisa langsung menghirup udara segar. Berikut kutipan dari detik.com

Detik.com Jakarta – Sebanyak 21 narapidana kasus korupsi di Indonesia dipastikan bebas setelah mendapat remisi umum II pada HUT ke-66 RI. Selain itu, dari 1.008 narapidana kasus korupsi yang tersebar di seluruh tanah air, 419 napi juga mendapat remisi umum sebagian.

“21 (napi koruptor) langsung bebas,” ujar Dirjen Permasyarakatan Kemenkum HAM Untung Sugiono di Gedung Kemenkum HAM, Jl Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (17/8/2011).

Jika pemerintah di Cina pernah berkata “Siapkan 100 peti mati. 99 untuk para koruptor. Akan saya tembak mati mereka. Dan 1 untuk saya jika saya korupsi” berbeda pemerintah Indonesia malah membebaskan para narapidana koruptor di hari kemerdekaanya pula. Yah, para koruptor sangat Merdeka di tanggal 17 agustus ini.

Tapi bagaimana nasib rakyat yang terlantar miskin dan kelaparan ? Apakah mereka ikut MERDEKA ?

Tapi perhatikan salah satu "Tokoh Inspirasi Dunia" yang satu ini.

Perdana Menteri Cina Zu Rongji: "Saya akan siapkan 100 peti mati. 99 buat mereka yang korupsi, 1 buat saya jika melakukan hal yang sama"

Banyak hal yang dapat kita cerna dari kalimat tersebut. Cobalah kita renungkan, bagaimana suatu ketegasan dalam kepemimpinan mampu menyelamatkan suatu bangsa dan negara dari sebuah keterpurukan.

Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China,salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk
membiayai kehidupan delapan pacarnya.

Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yangmengerikan.

Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu
Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senilai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup,tapi juga pengusaha, bahkan wartawan.

Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan.Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara.

"Bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera". Sebuah kalimat yang bermakna menarik untuk membantu melepaskan Indonesia dari belenggu keterpurukan.

Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS.Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 miliar dolar AS. Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina.

BISAKAH INDONESIA SEPERTI INI ?

Comments