Pernikahan : Robbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqiina imaama (QS Al Furqan 74)
Pernikahan adalah suatu hal yag diimpikan para muda-mudi (betul nggak??). Apalagi menikah juga merupakan salah satu anjuran, dan bisa bernilai ibadah jika dilakukan sesuai dengan aturannya. Menikah itu juga ibadah yang menyenangkan. Setidaknya itu yang dirasakan kebanyakan orang, Alhamdulillah (hmm..saya jg merasakannya sih, bagaimana dengan anda??).
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri , supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya , dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang .Sesungguhnya pada yang demikian itu benar- benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir " (Ar Rum ayat 21)
Jika ada yang menikah, kita pun dianjurkan untuk ikut mendo'akannya :
“Barakallahu laka wa baraka ‘alaik, wa jama’a bainakuma fi khair”
"Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua dalam kebaikan.”
Subhanalloh...indahnya Islam, dianjurkan untuk saling mendo'akan kebaikan.
Dalam Islam, pernikahan adalah suatu kebaikan dan (bisa) menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan (rizki) yang lain. Di antara rizki itu adalah kehadiran anak-anak/keturunan. Keturunan yang sah dalam Islam adalah keturunan yang lahir dari pasangan sah suami istri yang telah melakukan suatu pernikahan. Hmm... dan banyak juga yang mengatakan bahwa, anak adalah pelengkap kebahagiaan keluarga. Oleh karena itu, tidak sedikit pasutri yang benar-benar mengupayakan hadirnya buah hati. Mereka akan sangat bahagia ketika mendapat kemudahan.
JIslam mengajarkan umatnya untuk terus optimis. Ikhtiar, do'a dan tawakkal.
Berikhtiar artinya adalah berusaha. Usaha yang bisa dilakukan adalah dengan memeriksakan diri ke dokter, melakukan pengobatan/treatment, dan menjaga kesehatan. Yah...usaha-usaha yang bersifat lahiriyah hendaknya dikerjakan, tentu dipilih yang tidak bertentangan dengan aturan Allah ya...:-)
Berdo'a artinya adalah bermohon/meminta. Secara istilah, berdo'a bisa diartikan sebagai permohonan kepada Allah atas suatu hal, yang diiringi dengan berserah diri kepada-Nya. Berdo'a adalah bentuk kesadaran diri atas kelemahan kita , manusia, dan pengakuan atas ke-Maha Kuasa-an Allah. Kita dianjurkan untuk berdo'a dengan do'a-do'a yang dianjurkan dan memperhatikan adab-adabnya (waktu dan tata cara pelaksanaannya).
.
"Berdo'alah kepadaku niscaya akan Ku-perkenankan bagimu" (QS. al-Mu'min 60)
Di antara do'a-do'a dalam Al Qur'an yang bisa dipanjatkan untuk mendapatkan keturunan adalah :"Robbi laa tadzarni fardan wa anta khoirul waaritsin" (QS Al Anbiya 89),
"Robbi hablii milladunka dzurriyyatan thayyibatan, innaka samii'uddu'aa" (QS Ali Imran 38),
"Robbi hablii minashshaalihiin" (QS Ash Shaaffaat 100).
Dari Jabir bin Abdullah ra, diriwayatkan sebuah hadits bahwa dia berkata, "suatu ketika, ada seorang laki-laki yang datang menemui Nabi SAW, seraya berkata, "Wahai Rasulullah, aku sama sekali belum diberi rizki berupa anak, dan aku tidak memiliki anak". Rasulullah lalu bersabda, "Jika engkau memperbanyak istighfar dan sedekah, maka engkau akan diberi rizki dengan sebab keduanya". Kemudian laki-laki itu melakukan apa yang disarankan oleh Nabi SAW, yaitu dengan memperbanyak istighfar dan sedekah. Jabir mengatakan bahwa laki-laki tersebut akhirnya dikaruniai sembilan anak laki-laki (disebutkan dalam musnad Abu Hanifah).
Setelah melakukan usaha-usaha secara lahiriyah dan batiniyah, selanjutnya kita dianjurkan untuk bertawakkal. Tawakkal artinya berserah diri. Secara istilah dapat diartikan bahwa kita menyerahkan sepenuhnya suatu urusan hanya kepada Allah dengan sepenuh hati. Sebagaimana pendapat dari beberapa ulama'. Ibnu ‘Abbas ra mengatakan bahwa Tawakkal bermakna percaya sepenuhnya kepada Allah Ta’ala. Imam Ahmad mengatakan,“Tawakkal berarti memutuskan pencarian disertai keputus-asaan terhadap makhluk.” Al Hasan Al Bashri pernah ditanya tentang Tawakkal, maka beliau menjawab, “Ridho kepada Allah Ta’ala”, Ibnu Rojab Al Hanbali mengatakan,“Tawakkal adalah bersandarnya hati dengan sebenarnya kepada Allah Ta’ala dalam memperoleh kemashlahatan dan menolak bahaya, baik urusan dunia maupun akhirat secara keseluruhan.” Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Tawakkal yaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan.”
“Dan hanya kepada Allah hendaklah kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang beriman” (QS. Al Maidah 23)
“… dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS. At Tholaq 3).
Laa haula walaa quwwata illa billah
Hasbunalloh wani'mal wakiil, ni'mal maula wani'man nashiir
Subhanalloh, ketika kita mampu menyempurnakan ketiga hal tersebut, insya Allah, Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita sebagaimana prasangka kita pada-Nya. Hati kita pun akan lebih tenang dan yakin akan pertolongan-Nya.
Robbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a'yun waj'alna lil muttaqiina imaama (QS Al Furqan 74)
Semoga Allah mengaruniakan kita keturunan yang sholeh-sholehah yang akan menjadi penerus kebajikan, pewaris sunnah-sunnah Rasulullah, dan menggolongkan kita semua ke dalam umat Rasulullah yang mendapatkan pertolongan-Nya di dunia sampai di akhirat. Amien ya robbal alamiin.
Aminnnnn Ya Rabbsumber : Wulandini
Comments
Post a Comment